Minggu, 31 Oktober 2010

ISLAM: PRIBADI, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Salah satu yang kita dambakan dalam hidup ini adalah terwujudnya kehidupan yang baik berdasarkan nilainilaiIslam. Sebagai agama yang syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna), Islam memberikan perhatian yang begitubesar pada pembentukan pribadi, keluarga dan masyarakat yang Islami. Oleh karena itu, menjadi penting bagi kitauntuk memahani hakikat pribadi, keluarga dan masyarakat yang Islami.

PRIBADI ISLAMI.
Kepribadian yang islami adalah pribadi yang bertaqwa dan selalu merasa diawasi oleh Allah Swt. Perasaandiawasi oleh Allah menjadi begitu penting dalam kehidupan seorang muslim karena dengan demikian dia tidakberani menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan Allah, hal ini karena setiap perbuatan manusia adapertanggung-jawabannya dihadapan Allah, kebaikan dan keburukan yang dilakukannya untuk dirinya sendiri. Allahberfirman yang artinya: Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al-Qur’an) untuk manusia dengan membawakebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka petunjuk itu untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya diasemata-mata sesat buat (kerugian dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka(QS 39:41).Disamping itu pada ayat lain Allah juga berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamutidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggunganjawabnya (QS 17:36).Puasa dan seluruh peribadatan di dalam Islam melatih kita untuk selalu dalam pengawasan Allah,menghargai waktu, disiplin dan sebagainya, sehingga dari ibadah ini insya Allah akan kita capai perbaikan keislamandiri ke arah yang lebih baik dan terus menunjukkan ketundukan kepada Allah Swt hingga akhir hayat, Allah Swtberfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan jangansampai kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS 3:102).

KELUARGA ISLAMI.
Keluarga Islami adalah keluarga yang anggota-anggota bukan hanya status keagamaannya sebagai muslim,tapi juga dapat menunjukkan keislaman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya kepada Allah Swtmaupun dengan sesama anggota keluarga dan tetangganya. Dari sini akan terpancar sinar kemuliaan keluarga dalamkehidupan masyarakat, karena dari keluarga yang islami itulah akan terwujud nantinya masyarakat yang islami. Olehkarena itu menjadi penting bagi setiap muslim untuk memperbaiki dan menata keluarga dengan sebaik-baiknya.Dalam konteks bulan Ramadhan, memperbaiki keislaman keluarga bisa kita lakukan dengan lebihmenkondisikan suasana pengamalan ajaran Islam dalam keluarga seperti tadarrus dan tadabbur (mengkaji) Al-Qur’an,sahur bersama, buka puasa bersama, tarawih bersama yang disertai ceramah dan memperkokoh hubungan dengansesama anggota keluarga karena suasana kumpul bersama keluarga di rumah pada bulan Ramadhan relatif lebihbanyak sehingga tercipta keakraban dan keharmonisan hubungan antar keluarga yang berdampak sangat positifdalam upaya memperbaiki keislaman anggota keluarga.Ramadhan boleh dikata sebagai momentum yang sangat baik untuk memperbaiki keislaman anggotakeluarga. Misalnya anggota keluarga yang belum bisa membaca Al-Qur’an bisa kita kontrol dan kita tumbuhkan ataukita tingkatkan kemampuannya membaca Al-Qur’an, begitu juga dengan pemahaman dan pengamalannya. Memperbaiki keislaman keluarga merupakan tanggung jawab kita bersama, khususnya bagi seorang suami ataubapak, maka seorang bapak harus memperbaiki keislaman dirinya terlebih dahulu baru memperbaiki keislamankeluarganua. Keluarga harus kita islamisasikan karena azab Allah sangat pedih bagi siapa saja yang tidak bertaqwakepada-Nya, Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api nerakayang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakaiAllah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS 66:6)

MASYARAKAT YANG ISLAMI.
Terwujudnya masyarakat yang berkepribadian Islami merupakan sesuatu yang sangat penting. Denganterwujudnya masyarakat Islami, ketertiban, kedamaian dan ketenangan hidup akan sama-sama kita rasakan, bahkanhidup jadi terarah pada nilai-nilai kebenaran dan dapat kita kikis habis tindakan-tindakan yang maksiat atau palingtidak sangat kecil peluang manusia untuk melakukan kemaksiatan. Dari sini masyarakat akan memiliki harapan yang lebih besar terhadap masa depan yang cerah, tapi bila masyarakat tidak Islami, maka masa depan yang bahagia akanterasa suram. Allah Swt berfirman,“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada merekaberkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”(QS 7:96).Apabila manusia, baik secara pribadi maupun kelompok atau masyarakat memperoleh keberkahan dari Allah Swt, makakehidupannya akan selalu berjalan dengan baik, rizki yang diperolehnya cukup bahkan melimpah, sedang ilmu dan amalnya selalu memberimanfaat yang besar dalam kehidupan. Disinilah letak pentingnya bagi kita mewujudkan masyarakat yang islami. Pertanyaan kita kemudianadalah seperti apa masyarakat Islami yang harus kita wujudkan itu.Paling kurang ada empat ciri masyarakat Islami yang harus kita tegakkan.

Pertama, masyarakat yang bersaudara antar satu denganlainnya. Masyarakat yang tidak mempersoalkan orang asing atau pribumi, dikenal atau belum, penduduk asli atau pendatang, yang penting adalah ketaqwaannya kepada Allah Swt sebagaimana firman-Nya,“Hai manusia, sesunguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku danberbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwadiantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS 49:13).

Kedua, Masyarakat yang tidak mengenal konflik dan pertentangan, hal ini karena konflik dan pertentanganbiasanya terjadi karena ada kesenjangan yang salah satunya adalah kesenjangan ekonomi dan masyarakat Islam tentumenunaikan zakat, infak dan shadaqah. Karena itu, dengan zakat yang ditunaikan secara baik, akan terjembatanijarak yang memisahkan antara yang kaya dengan yang miskin. Manakala konflik dan pertentangan antar sesamaanggota masyarakat sudah bisa diatasi atau diselesaikan, niscaya masyarakat itu akan menjelma menjadi masyarakatyang kuat meskipun sebenarnya potensinya lemah, sedangkan masyarakat yang sebenarnya memiliki potensi yangbesar tetap saja akan menjadi lemah bila masih saja mengembangkan konflik dan pertentangan, Allah Swt berfirmanyang artinya,“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadigentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS 8:46).

Ketiga, masyarakat yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan termasuk dalam mencari kebutuhan ekonomiyang halal bagi diri dan keluarganya merskipun dengan susah payah dalam memperolehnya, Rasulullah Sawbersabda,“Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kaya bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijualdan uangnya digunakan untuk mencukupi kerbutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seseorang yang meminta-mintakepada orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar