Minggu, 31 Oktober 2010

Wanita Shalihah Pendidik Generasi Muslim

Wanita shalihah tak ubahnya mata yang "menyihir" dan pendidik yang mahir. Wanita shalihah harus dipersiapkan dan diajarkan untuk mengemban berbagai tugas yang diharapkan dapat mendatangkan keridhaan Allah SWT.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia berkata bahwa suatu ketika para wanita pernah berkata kepada Rasulullah, “Kaum laki-laki telah mengalahkan kami, maka jadikanlah satu hari untuk kami.” Nabi Muhammad pun menjanjikan satu hari untuk dapat bertemu dengan mereka, kemudian Nabi memberikan nasihat dan perintah kepada mereka. Salah satu ucapan beliau kepada mereka adalah: “Tidaklah seorang wanita di antara kalian yang ditinggal mati tiga anaknya, melainkan mereka adalah penghalang baginya dari api neraka.” Seorang wanita bertanya, “Bagaimana kalau hanya dua?” Beliau menjawab, “Juga dua.” (HR. Al-Bukhari)

Di hadits tersebut terdapat sebuah penegasan (afirmasi) betapa pentingnya memberi pengajaran kepada para wanita. Tengoklah bagaimana Nabi Muhammad mengkhususkan waktu satu hari untuk mengajarkan dan menasehati para wanita. Ini mengingat, wanita memiliki andil dan kontribusi dalam membangun masyarakat dan mendidik generasi muslim.

Seperti halnya kaum laki-laki, wanita bertanggungjawab atas agama dan ibadahnya, mengetahui hukum-hukum tentang halal dan haram, serta mampu membedakan antara yang haq dan batil. Jika demikian, maka wanita harus mendapatkan pengarahan dan pembelajaran, agar dapat istiqamah melakoni segenap keutamaan terpuji dan menyelesaikan setiap perkara dengan cerdas.

Oleh karena itu, kita bisa menyaksikan banyak shahabiyah yang berinisiatif mencari ilmu, memprioritaskan diri mereka untuk mendapatkan berbagai pelajaran. Sedemikian tingginya perhatian dan aktivitas mereka dalam menuntut ilmu. Terlebih lagi ketika kita membuka lembaran-lembaran sejarah Ummahatul Mukminin, kita mendapatkan mereka memiliki kapabilitas keilmuan yang tinggi dan banyak meriwayatkan hadits Nabi Muhammad. Mereka juga menjadi referensi penting atas berbagai pertanyaan sahabat beliau. Yang terdepan di antara mereka adalah Ummul Mukminin Aisyah RA.

Diriwayatkan dari Urwah bin Az-Zubair, dia berkata, “Aku tidak mendapatkan seorang wanita yang lebih mengetahui Al-Qur’an, kewajiban agama, fikih, kedokteran, dan syair daripada Aisyah.” (Diriwayatkan Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, 11/4, dan Ath-Thabarani di dalam Al-Kabir, 23/182)

Riwayat tersebut memotivasi para muslimah untuk mempelajari beragam ilmu bermanfaat, menghafal Al-Qur’an, mentadaburi makna-maknanya, sehingga memicu mereka untuk konsisten dalam beragama, beretika, dan memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.

Wahai para muslimah, bergegaslah untuk berkontribusi menegakkan panji tauhid di segenap penjuru. Wahai para pendidik generasi muslim, wujudkanlah masa depan gemilang dengan cahaya Al-Qur’an. Apabila kebanyakan wanita dewasa ini berlomba-lomba untuk melakukan tindakan amoral, tampil seksi dan terbuka, maka kalian semestinya berlomba-lomba untuk memiliki rasa malu dan harga diri serta mempunyai hati suci yang bercahaya.

Seorang penyair bersenandung:

Anak-anakmu wahai ibunda orang-orang baik ialah pelopor masa kini
Tunjukkanlah kepada mereka bagaimana seharusnya mereka beretika
Mereka memiliki kesucian berdasarkan cahaya ayat-ayat suci
Tunjukkanlah kepada mereka bagaimana seharusnya berambisi
namun tetap tunduk kepada keteguhan yang tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar