Rabu, 03 November 2010

NIKMAT ALLAH SEBAGAI BEKAL KEIMANAN

Marilah kita semua bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan marilah kita semua bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Jika memang kita benar-benar menghambakan diri kepada-nya. Sesungguhnya kita telah diberi kemuliaan oleh Allah dimana kemuliaan tersebut melebihi dari kemuliaan seluruh alam. Demikian pula anugerah yang telah dilimpahkan kepada kita semua.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan bapak kita, Nabi Adam dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan roh ke dalam dirinya, lalu mengajarinya mengenai nama-nama segala sesuatu. Memerintahkan malaikat bersujud kepadanya. Menciptakan istri untuknya dari dirinya sendiri, agar dia tenang bersamanya, dan dari keduanyalah akan berkembang biak anak keturunannya.

Marilah kita mengingat nikmat Allah yang sangat besar, dimana Allah telah menciptakan kita di dalam perut ibu kita. Penciptaan dalam tiga kegelapan. Tak seorangpun mengetahui kita, kecuali Allah. Dan tak seorangpun mampu menyampaikan makanan dan minuman kepada kita, demikian pula kemanfaatan dan kesengsaraan. Allah  Subhanahu wa Ta’ala membuatkan makanan kita di dalam perut, dari darah yang beredar di seluruh tubuh melalui pusat perut dan menyebar ke seluruh urat. Kemudian, setelah itu kita keluar dari perut ibu, Allah  Subhanahu wa Ta’ala telah menyiapkan buat kita dua buah dada, yang dari dua buah dada ini kita kali pertamanya minum air susu yang bersih murni, lezat yang sesuai panas dan rasa enaknya serta habis meresapnya pada urat-urat.

Marilah kita renungkan sejenak mengingat nikmat Allah di kala kita lahir, kita tidak mengerti apa-apa adalah merupakan rahmat dan kebaikan buat kita semua. Karena andaikata saati itu kita mengetahui keadaan, niscaya tubuh kita yang kecil, lemah dan ringkih ini tidak mampu menanggung pahit getirnya kehidupan. Musibah, malapetaka, bencana serta berbagai macam fitnah yang timbul dalam kehidupan ini. Kemudian Allah  Subhanahu wa Ta’ala memberi pemahaman kepada kita sedikit demi sedikit, semakin tambah umur kita, semakin bertambah pula pemahaman kita hingga sempurna.
Selanjutnya, marilah kita mengingat nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dimana bumi seisinya ini diciptakan untuk kita dan mengizinkan kita memperoleh semua keinginan kita yang baik-baik dan bagus serta memerintahkan kepada kita untuk mencapainya dan mengambil manfaatnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (Al-Baqarah ayat 168). “Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-nya kamu menyembah” (Al-Baqarah ayat 172). Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuat bermacam-macam rizki untuk kita, baik bentuk, besar, rasa maupun manfaatnya, agar supaya kita bisa sempurna dalam merasakan dan menikmatinya.

Kemudian, marilah kita mengingat nikmat Allah dalam hal kendaraan yang telah memudahkan untuk kita semua, seperti dalam firman-Nya, “Dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi” (Az-Zumar ayat 12). “Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bighal dan keledai agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya” (An-Nahl ayat 8).

Marilah kita mengingat nikmat Allah, dimana apa yang ada di bumi, antara lain Allah mengirimkan angin yang membawa berita gembira, seperti firman-Nya, “Dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahri dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya), dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” (Ibrahim ayat 32-34).

Sungguh telah sampai kepada pertolongan Allah, dimana Allah telah menundukkan malaikat-malaikat-Nya untuk kita semua sebagaimana firman-Nya, “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasybih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang sholeh diantara bapak-bapak mereka dan keturunan mereka dan istri-istri mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana’. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar” (Al-Mukminuun ayat 7-9).

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyerahkan malaikat-malaikat yang mulia untuk mengawasi dan menjaga anak cucu Adam, mereka mengetahui apa yang kamu lakukan. Masing-masing anak cucu Adam dijaga dan diawasi oleh dua malaikat yang mencatat segala amal perbuatannya. Satu berada di sebelah kanan dan yang lain berada di sebelah kiri. Tiada sesuatu ucapanpun yang diucapkan anak cucu Adam, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. Apabila ia beramal kebajikan, mereka mencatatnya sepuluh kali lipat dan bila ia membawa satu amal kebajikan, mereka akan mencatatnya satu kebajikan yang utuh.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah menugaskan beberapa malaikat yang mulia-mulia untuk mengatur kemaslahatan Bagi Adam. Jibril turun dengan membawa wahyu, dimana wahyu dimaksud menghidupkan hati dan kebahagiaan umat. Mikail dipercaya untuk mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan, yang merupakan kehidupan bumi dan bahan makanan tubuh. Israfil dipercaya untuk meniup sangkakala, maka ketika sangkakala ditiup olehnya, manusia bangkit hidup dan berbondong-bondong menghadap Tuhan mereka. Dari malaikat-malaikat itu, ada malaikat yang mendapat tugas khusus menjaga Bani Adam. Mereka itu tersebut dalam Al-Qur’an, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah” (Ar-Ra’d ayat 11).
Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bila telah datang hari Jum’ah, maka semua pintu-pintu masjid dijaga oleh beberapa malaikat, mereka itu akan mencatat orang-orang ketika sang Imam telah duduk, mereka melipat lembaran-lembaran catatan itu dan merekapun kemudian ikut mendengarkan khutbah”.

Itu semua, wahai saudaraku yang beragama Islam adalah perlindungan Allah kepada Bani Adam dan kepada kita semua, dimana ketika ajal seorang hamba telah tiba, malaikat akan mencabut nyawanya (rohnya), merupakan suatu amanat yang dilaksanakan dengan sempurna, tanpa adanya tindakan yang melampaui batas. Kemudian, ketika datang hari kiamat, malaikat-malaikat memberi hormat dan penghormatan kepada kaum mukminin seraya berkata, “Inilah hari tuan-tuan yang telah dijanjikan”. Dan ketika mereka mempersilahkan masuk syurga, malaikat-malaikat inipun mendahului mereka berada di depan pintu-pintu syurga dan berkata, “Salam sejahtera buat tuan-tuan sekalian, berkat kesabaran tuan, betapa bagusnya tempat kesudahan itu”.

Untuk itu, wahai saudaraku sebagai hamba-hamba Allah, marilah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya dan segala yang di bumi dan langit ini telah ditundukkan oleh-Nya untuk kita semua.

Marilah kita semua rajin beribadah kepada-Nya dengan penuh rasa cinta dan mengagungkan serta memohon pertolongan. Maka, bagi-Nya lah keutamaan dan kebajikan, yang awal maupun yang terakhir. Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar