Senin, 01 November 2010

Ya, Mereka Adalah Janda, Namun Mereka Bukan Perempuan Hina

Kenyataan yang ada di masyarakat sekarang, status ” Janda ” sangatlah mengundang gunjingan yang begitu berat di telinga. Sebagian ibu-ibu menjadi gelisah dan takut suaminya kepincut janda tetangga. Lelaki hidung belang memanfaatkan kesempatan siapa tahu "si janda kesepian" mau jadi “simpanan”. Dan bagi lelaki bujang yang buruk akhlaknya, mereka pun ikut-ikutan mengambil kesempatan dalam kancah predikat ini dengan memanfaatkan janda untuk ajang latihan “cari pengalaman”. Dan masih banyak lagi pandangan sebelah mata, omongan miring dan kotor kepada mereka. Begitu hina atau rendahkah status mereka, sehingga terkadang banyak dari kita ” berpikir miring” ? Toh sebenarnya keinginan untuk menjadi janda juga bukan pilihan utama untuk mereka yang mengalaminya.

Jika kita mau berpikir bijak sedikit saja, kehidupan yang ditakdirkan untuk mereka tidaklah seringan ucapan kita yang terlepas dengan sangat menyakitkan. Mereka yang janda apalagi mereka yang sudah mempunyai buah hati dari hasil pernikahan mereka sebelumnya, harus menyandang beratnya status ”single parents”, lengkap dengan segala pernak pernik kesulitannya dan kebingungannya. Mulai dari masalah kebingungan masalah finansial , kebingungan dengan status, kebingungan akan kelanjutan kehidupan mereka, apakah masih bisa mendapatkan pendamping hidup yang baru, dll.

" Penderitaan mereka dengan adanya rasa kehilangan karena suatu Perceraian, atau ditinggalkan suami karena telah meninggal yang telah cukup membuat hidup mereka menjadi ” mati sebelah ”

Apakah kita juga dapat merasakan penderitaan mereka dengan adanya rasa kehilangan karena suatu Perceraian, atau ditinggalkan suami karena telah meninggal yang telah cukup membuat hidup mereka menjadi ” mati sebelah ” ? Rasanya tidaklah pantas jika untuk menanggapi kenyataan menyedihkan itu justru dengan melihat mereka " sebelah mata". Kalau mereka boleh berkata jujur, pastilah bukan itu yang mereka mau. Akan lebih baik bagi kita untuk mengulurkan bantuan dari pada sekedar hinaan kepada saudari kita yang berstatus janda.

Banyak dari mereka memutuskan untuk bekerja di luar rumah dengan menyandang berbagai konsekwensinya. Mereka memang punya alasan utama selain uang, namun, dirumah ada si kecil yg harus bersekolah atau bahkan sekedar untuk meneguk  susu . Ada rumah yg bukan milik mereka yang harus dibayar setiap bulannya , ada dandang dan wajan yang harus kena api setiap hari meskipun hanya dari panas api kayu bakar. Sungguhlah berat sekali rasanya beban yang mereka pikul.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada mereka untuk menjalani kehidupan tetap pada jalan benar. Semoga mereka senantiasa tetap dapat merawat anak anak mereka dan diri mereka sendiri sebaik baiknya, dan  semoga Allah memberikan pengganti pendamping yang lebih baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar