Sabtu, 30 Oktober 2010

Cemburu, Bagian Hidup Wanita

Cemburu merupakan pembawaan kaum wanita. Tidak jarang seorang wanita cemburu karena perkara yang sepele. Karena itu seorang suami harus menjaga diri terhadap hal yang demikian dan hendaknya jangan sampai keliru dalam meluruskan masalahnya.

Ini jika sang istri tidak berkepanjangan dalam kecemburuannya. Jika ternyata terus berkepanjangan dalam kecemburuannya, maka tentu setiap keadaan mempunyai cara sendirisendiri untuk mengatasinya. Dahulu istri-istri Nabi juga cemburu, apalagi wanita-wanita jaman sekarang yang lebih banyak dikuasai oleh setae. Terdapat banyak hadits tentang kisah cembilrunya istriistri Nabi ; di antaranya: Hadits `Aisyah yang mengatakan, yang artinya:
Tidakkah ingin aku ceritakan kepadamu tentang aku dan nabi? Ketika suatu malam giliranku bersama nabi, beliau membalikkan badan, dan meletakkan sandalnya di sebelah kakinya dalam keadaan masih terbaring.

Kemudian beliau menyingkirkan ujung kainnya ke pembaringannya. Sesaat beliau tetap dalam pembaringannya sampai beliau menyangka kalau aku sudah tidur. Setelah itu beliau perlahan mengenakan sandalnya, mengambil kain selendangnya perlahan-lahan, membuka pintu perlahan-lahan dan keluar perlahan-lahan. Akupun kemudian mengenakan pakaianku mulai dari atas kepala, aku kenakan kerudungku dan aku tutupkan kainku ke tubuhku lalu aku berjalan. Dirukil dan diterjemahkan dengan bahasa bebas dari Al lnsyirah Adab an Nikah haiaman 65 dan seterusnya oleh Ahmas Faiz Asifuddin. Disalin dari majalah As-Sunnah edisi 11/III/1420-1999, hal. 48 - 50 dan 57. mengikuti jejak Nabi hingga akhirnya beliau sampai di (kuburan) Bagi'.

Beliau mengangkat kedua tangannya (berdoa) tiga kali. Beliau lama dalam berdoa. Setelah itu beliau bergeser pergi, akupun bergeser pergi, beliau mempercepat iangkahnya, akupun mmpercepat langkahku. beliau berlari-lari kecil, akupun berlari -lari kecil, beliau tergesa-gesa, akupun tergesa-gesa, sehingga aku dapat mendahuluinya. Selanjutnya aku masuk rumah dan berbaring kembali.

Kemudian Rasulullah masuk pula seraya bersabda:
"Mengapa engkau wahai Aisyah? Engkau tersengal-sengal?" Aisyah menjawab: "Tdak."
Beliau bekata: "Engkau harus menceritakan kepadaku atau Allah Yang Maha Lembut dan Maha Tahu yang akan menceritakannya kepadaku."
Aku (Aisyah) berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh...." Lalu Aisyah menceritakan kisahnya. Beliau lalu bersabda: "Adakah engkau seorang yang tadi aku lihat di hadapanku?"
Aisyah menjawab: "Ya" Kemudian rasullah menepuk dadaku dengan suatu tepukan hingga terasa sakit.

Beliaupun bersabda: "Apakah engkau mengira bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan mendzhalimi kamu?" Aku (Aisyah) berkata: "Betapapun orang menyembunyikan sesuatu, Allah pasti mengetahuinya"
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Jibril datang kepadaku ketika engkau (tadi) melihat(ku). Ia (Jibrii) tidak datang kepadamu sedangkan engkau sudah melepaskan pakaianmu. Jibril memaiiggilku, maka aku Aisyah mengira bahwa Nabi malam itu akan pergi ke sebagian istrinya yang lain (Aisyah cemburu).

Maka Nabi bersabda kepada Aisyah:
"Apakah engau mengira bahwa Allah dan Rasulnya mendzalimi kamu?"
Yakni bahwa seharusnya malam itu giliran Aisyah, kemudian Nabi disangka pergi ke istrinya yang lain. Kalau itu terjadi berarti itu adalah kedzaliman dan dosa. Tidak mungkin Rasullullah melakukan hal yang demikian itu. bersembunyi-sembunyi dari pandanganmu. Saya suka jika saya menyembunyikan diri darimu, Kemudian saya kira kamu sudah tidur, saya tidak suka jika
harus membangunkanmu dan saya khawatir jika kamu ketakutan.

Jibril memerintahkan aku supaya datang ke (kuburan) Baqi untuk kemudian aku memohonkan ampun kepada Allah buat mereka (orang-orang yang dikubur di Baqi)." Aku (Aisyah) berkata: "Wahai rasulullah apa yang harus aku ucapkan (ketika datang ke kuburan) ?"
Beliau bersabda: "Ucapkanlah doa: Keselamatan hendaknya tercurah kepada penghuni kubur dari kalangan kaum mukminin dan kaum muslimin, semoga Allah memberi rahmat kepada orang-orang yang mati terdahulu dan yang mati kemudian. Dan kami insya Allah akan menyusul kemudian."

Hadits yang lainnya lagi adalah juga hadits Aisyah, Saya mencari Rasulullah, kemudian tangan saya, saya selusupkan ke rambutnya. maka Nabi bersabda: "Apakah setanmu sedang datang?" Saya menjawab: "Apakah engkau tidak mempunyai setan?". Beliau menjawab:
"Punya, tetapi Allah menolongku dari godaan setan itu sehingga ia masuk Islam." 3

Teks kalimat yang ada dalam riwayat Muslim lebih jelas lagi dalam menjelaskan maksud
hadits di atas. Dalam riwayat Muslim tersebut terdapat perkataan Aisyah sebagai berikut: Rasulullah, telah keluar dari rumah Aisyah, is (Aisyah) berkata: "Saya cemburu terhadapnya".2 Kemudian Rasulullah datang dan melihat apa yang aku lakukan. Maka beliau bersabda: "Mengapa engkau wahai Aisyah, apakah engkau cemburu?" Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Muslim 111/14, Nasa'i IV/91-93; Vll/72-75; Ahmad VI/221 dan lainnya. Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim XVII/158 Syarh Nawawi, dan Nasa'i VII/72. Lafal di atas
adalah lafal Nasa'i.

Aku menjawab: "Mengapa orang semacam saya tidak cemburu terhadap orang seperti anda?". Nabi bersabda: "Ataukah setanmu sedang datang kepadamu?" al-Hadits. Demikian pula perkataan Aisyah dalam hadits berikut ini: Pada suatu malam saya kehilangan Rasulullah Saya menyangka beliau pergi ke istri yang lain. Lalu saya selidiki beliau, ternyata beliau sedang ruku' atau sujud sambil berdo'a: "Maha suci Engkau dan MahaTerpuji Engkau, tiada sesembahan yang benar melainkan Engkau." Maka saya berkata: "Sungguh-sungguh anda dalam keadaan satu keadaan (ibadah), sedang saya dalam keadaan lain (digoda oleh rasa cemburu)." (Hadits
shahih yang dikeluarkan oleh Muslim: I/351-352; Abdul Baqi, An-Nasi'i VII/72, ath-Thayalisi 1405 dan Iainnya).

Bohongnya Seorang Suami

Seorang suami boleh berbohong kepada istrinya dalam rangka membuat perasaan istrinya lega dan dalam rangka memperdalam hubungan kasih sayang antar keduanya. Hal itu didasarkan pada hadits Ummu Kultsum binti Uqbah yang manyatakan: Saya belum pernah mendengar Rasulullah membolehkan dusta sedikitpun malainkan pada tiga keadaan, di mana Rasulullah mengatakan:"Aku tidak menganggapnya berdusta yaitu seseorang melakukan
perbaikan hubungan antar manusia, ia berkata dengan perkataan yang tujuannya tidak lain untuk perbaikan hubungan itu, juga seseorang yang berkata dalam peperangan dan seseorang yang berkata pada istrinya, serta seorang istri kepada suaminya."
Menanggapi hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan dalam Syarh Muslim:
"Adapun bohongnya seorang suami kepada istrinya dan bohongnya seorang istri kepada suaminya, maksudnya ialah dalam kaitan melahirkan kasih sayang, memberikan janji-janji yang tidak mengikat dan sebangsanya.

Adapun bohong yang berisi tipu daya untuk tidak memenuhi hak salah satu pihak, atau mengambil sesuatu yang bukan kepunyaannya, maka ini adalah haram berdasarkan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin." Demikianlah, jadi cemburu merupakan pembawaan asli kaum wanita. Karenanya para suami harus pandai-pandai menyiasati kenyataan-kenyataan seperti ini. Termasuk kebohongan dalam arti memperdaya untuk merampas salah satu pihak, atau mengambil sesuatu yang bukan kepunyaannya adalah hal yang diharamkan. Wallahu a'lam.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar